Welit, Atap Rumbia Desa Pesucen

Daun rumbia atau di desa kami sering disebut bulung dapat digunakan untuk berbagai kerajinan. Misalnya welit. Welit adalah kerajinan yang ditekuni di desa Pesucen yang terbuat dari daun rumbia yang dijejerkan rapi dan dilipat ‘dijahit’ menggunakan bambu tipis yang disebut tutus. Kerajinan daun bulung ini sering digunakan sebagai atap rumah.

Jaman dahulu hampir semua rumah di desa Pesucen menggunakan welit sebagai atapnya. Tetapi seiring berjalannya waktu masyarakat sudah jarang menggunakab welit sebagai atap rumah karena dingin, bocor, dan cepat rusak. Masyarakat menggunakan welit hanya untuk atap gubuk di sawah atau atap rumah bagian dapur. 

Meskipun demikian, industri kerajinan welit tetap tak surut. Permintaan welit datang dari kabupaten dan kota lain. Seperti dari Batang dan Tegal. Mereka menggunakan welit untuk atap kandang ayam atau atap peternakan lain. Selain itu permintaan welit juga  datang dari para pengusaha kuliner. Mereka menjadikan welit sebagai atap di rumah makan lesehan yang mereka kelola.

Permintaan welit masih ada karena meskipun welit tidak permanen seperti genteng. Tetapi welit memberi suasana yang sejuk dan asri. Hal ini tetap mengundang pengusaha baik peternakan, kuliner, maupun wisata tetap tertarik menggunakan welit.

Di desa Pesucen kita dapat menjumpai industri kerajinan welit di dukuh Silumbu. Di sini hampir semua wanita bisa membuat welit dan laki-laki bisa membuat jalon sebagai dasar pembuatan welit serta tutus sebagai pengikatnya.

Di musim kemarau saat banyak daun bulung atau rumbia dipanen akan dijumpai banyak ibu-ibu yang duduk lesehan membuat welit. 

Semoga industri kerajinan welit desa Pesucen dapat terus maju dan meningkat. Meskipun welit kuno dan tradisional tapi welit mampu memberikan kesan sejuk damai dan asri.

 

Penulis : Widya Sulistia

AdminDesa

Widya Sulistia Admin Desa sekaligus Kasi Kesejahteraan Desa Pesucen

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *